Buku Struktur dan Sistem Pemerintahan Kerajaan Wajo Segera Terbit

oleh
oleh
Prof.Dr. Akin Duli, MA (foto : dok. identitas)

I.M.N, MAKASSAR– Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin Makassar, Prof. Dr. Akin Duli MA, memuji upaya tim penulis buku yang berjudul Struktur dan Sistem Pemerintahan Kerajaan Wajo.

Menurut Prof Akin Duli, buku yang ditulis Budayawan Wajo, Sudirman Sabang dan Muhammad Yusuf Ramayana yang mengurai tentang Sejarah Kerajaan Wajo, pembaca akan disuguhkan tentang awal mula terbentuk, perkembangan, kejayaan, struktur dan sistem pemerintahan Kerajaan Wajo.

“Penulisan buku sejarah ini diharapkan menjadi bagian penting untuk mempelajari masa lalu sebagai cermin untuk mengambil banyak hikmah demi untuk memahami masa kini dan merencanakan masa yang akan datang yang lebih baik,” kata Prof. Akin Duli yang dikutip dari kata pengantar di dalam buku tersebut.

Menurut Prof Akin Duli, Kerajaan Wajo sebagai salah satu kerajaan penting di Sulawesi Selatan, memiliki struktur dan sistem pemerintahan yang berbeda dengan kerajaan-kerajaan lainnya. Sejarah berdirinya Kerajaan Wajo sekitar abad ke-13 Masehi, mengalami puncak kejayaannya pada abad ke-16 sampai abad ke-17 Masehi.

Kerajaan ini menjadi pusat
perdagangan yang penting di Sulawesi Selatan, dengan jalur perdagangan yang melibatkan wilayah lain di Nusantara dan bahkan internasional. Kerajaan Wajo juga terkenal sebagai pusat kebudayaan dan pendidikan. Banyak tokoh intelektual dan pemimpin dari Wajo yang berperan penting dalam sejarah Sulawesi Selatan.

Suatu hal yang sangat menarik dari sejarah Kerajaan Wajo, adalah bahwa sejak awal berdirinya Kerajaan Wajo, telah memiliki tradisi yang kuat pada masa lampau dalam melembagakan hak-hak kebebasan dan demokrasi. Kajian terhadap naskah-naskah Lontara’ Wajo menggambarkan bahwa orang-orang Kerajaan Wajo itu “merdeka”, di mana kekuasaan didasarkan pada hukum adat melalui suatu kesepakatan bersama.

“Hak-hak kemerdekaan ini adalah adat yang dibudayakan secara turun-temurun, sehingga seorang Arung Matoa sekali pun tidak boleh menentangnya. Ketika seorang Arung Matoa dilantik, ia juga mesti bersumpah untuk menjaga hak-hak ini,” ungkap Prof Akin Duli.

Untuk mendalami bagaimana Kerajaan Wajo membentuk struktur dan sistem pemerintahan yang demokratis, maka kehadiran buku ini menjadi bahan bacaan yang menarik bagi para akademisi, pelajar dan masyarakat. Buku ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menjadikan generasi muda merasa bangga dan mencintai sejarah dan budayanya yang menjadi bukti buah karya generasi masa lalu.

Pembelajaran sejarah dapat meningkatkan pengetahuan generasi muda untuk mempelajari sejarah dan menyadari manfaat dari mempelajari sejarah, yaitu untuk membantu dapat menyimpulkan fakta dari peristiwa dan situasi saat ini ke masa lalu, dan dapat memprediksi masa depan. Apabila generasi muda memiliki kesadaran sejarah, maka mereka akan memiliki rasa bangga dan rasa tanggungjawab untuk melestarikan peninggalan sejarah yang ada di lingkungan sekitarnya.

“Dengan terbitnya buku ini, dapat menambah rujukan pengetahuan tentang dinamika sejarah Kerajaan Wajo,” tandas Prof. Akin Duli.(red)

banner 336x280