IMN– Kuda mulai dikenal pada abad ke-13 ketika Pulau Sulawesi di taklukkan oleh Kerajaan Majapahit dan menggunakan Kuda sebagai kendaraan perang.
Kemudian pada waktu itu setelah sampai ke bumi Turatea masyarakat Turatea mulai mengenal kuda.
Sebelum abad 17 masyarakat Turatea mencoba mengkonsumsi daging kuda yang ternyata daging kuda aroma dan rasanya jauh lebih enak dari pada masakan yang selama ini dijadikan makanan tradisional yaitu gantala tedong.
Hal ini dapat dilihat
dari kejadian masa lampau seperti cerita I Maddi Daeng Rimakka pada abad ke 17).
Selain itu, Gantala jarang merupakan makanan kehormatan bagi tamu-tamu kerajaan yang disajikan setiap acara perkawinan, ritual adat ataupun kedatangan tamu dari kerajaan-kerajaan luar yang datang bertamu di beberapa kerajaan yang tersebar di Kabupaten Jeneponto.
Dengan latar belakang sejarah tersebut, gantala Jarang terbagi atas 2 bagian
Gantala Buku
(Gantala Tulang Kuda)
Gantala Buku dihidangkan untuk tamu kehormatan, tamu raja/ karaeng sampai saatvini gantala buku dihidangkan untuk para pejabat atau tokoh yang dianggap penting setiap ada acara hajatan.
Gantala Daging
Gantala daging dihidangkan secara umum artinya tidak perlakuan khusus
Pada Tahun 2022 Balai Pelestarian Nilai Budaya, Penggiat Budaya Kab. Jeneponto dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jeneponto melakukan pengkajian tentang makna simbolik gantala jarang bagi masyarakat Jeneponto yang mengasilkan satu buah
naskah Akademik menggunakan anggaran Pelestarian Nilai Budaya atau BPK.
Pada Tahun 2022 Penggiat Budaya membuat film dokumenter tentang Gantala Jarang dianggarkan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) lewat program Fasilitasi Nilai Budaya
Pada tahun 2024, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jeneponto mengadakan Festival Gantala Jarang yang dihadiri ratusan orang dari berbagai kalangan.
Upaya yang akan dilakukan setelah ditetapkan sebagai WBTb Indonesia 2024, yakni mengadakan seminar budaya terkait sejarah Gantala Jarang, mengadakan workshop kepada para pelaku UMKM terkait makanan tradisional Gantala Jarang, mengadakan kembali Festival Gantala Jarang
Mengadakan workshop/seminar terkait cara memelihara kuda bagi para peternak kuda se-kabupaten Jeneponto (Peternak Kuda sudah mulai berkurang)
Mempromosikan dibeberapa media sosial atau via offline gantala jarang
makanan tradisional khas Kab. Jeneponto yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2024.(red)